Singkat cerita, seminggu setelah hari pernikahan, kami segera pamit ortu untuk kembali ke Surabaya. Maklum kami berdua bekerja di Kota Pahlawan ini. Untuk sementara kami tinggal di rumah kos. Kamar tidurnya berhimpitan dipisahkan dengan tembok tipis. Sehingga suara pelanpun dari kamar kami bisa didengar dari kamar sebelah. Malam itu kami sudah siap untuk memujudkan malam pertama yang tertunda karena saya kedatangan 'tamu' (haid) saat hari pernikahan. Saya gelisah, antara rasa senang, malu dan takut. Saya masuk kamar lebih dulu, sedangkan suami masih asyik ngobrol dengan para tetangga.
Tengah malam suami saya masuk kamar sambil menenteng radio transistor kecil. Sejenak kemudian suamiku mulai melancarkan serangan jitu. Tentu saja kubalas dengan penuh gairah. Kudengar dari radio transistor suamiku kidung jula juli dari pelawak Kartolo dan Basman. Suamiku segera mengeraskan bunyi radio. Maksudnya agar suara 'pergumulan' kami berdua tidak sampai terdengar ke luar. Sambil bercinta kami mendengarkan Jula Juli Kartolo. Ketika permainan kami hampir tiba di puncak, tiba-tiba Kartolo melemparkan pantun yang sangat lucu sekali. Dengan spontan kami berdua tertawa terpingkal-pingkal.
Tetapi apa jadinya? Setelah tertawa kami reda saya melihat 'senjata' suamiku langsung loyo. Dengan susah payah suamiku berupaya lagi agar senjatanya tegak kembali. Namun setiap kali berusaha, hasilnya tak juga memuaskan. Mungkin pengaruh psikis, akhirnya kamipun gagal melakukan malam pertama dihari ketujuh karena kidung Jula-Juli.(SI-KALTENG)
source :Cerita Dewasa | Kisah Birahi | Cerita Seks | Cerita Porno
by : Anak SMA | Blog Video [tanpa] Bugil Boo!!